
Profesor Peter Worsley dalam bukunya the third world mendefiniskan kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh kepada nilai-nilai masyarakat tradisional dan juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenismenya, yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan-penindasan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing.